Sabtu, 30 Juli 2016

WORKSHOP GURU BSM


Ketua Yayasan Pendidikan Bina Satria Mulia, Zulasfan Tufti, SE, MM mengatakan menjadi seorang guru harus terus memper­ba­h­arui keilmuannya dengan mengikuti ber­bagai pelatihan. Bukan menjadi ‘guru yang lontong basi’ yang bisa merugikan peserta didik. “Ada istilah ‘guru lontong basi. Guru yang termasuk dalam kriteria ini adalah gaya mengajar masih jadul, suka berteriak-teriak, menghukum pakai, ancaman, yang tidak mengerjakan PR disuruh keluar, bel berbunyi masih santai menggosip atau sarapan, tidak kreatif,” kata Zulaspan Tupti saat membuka training dan workshop Guru Inspiratif dan Kreatif di Era Digital untuk guru SD dan SMP Yaspen Bina Satria Mulia di Jalan Aluminium I Medan, Senin (20/6). Pelatihan digelar dua hari Senin-Selasa, dengan nara sumber, Rini Ekayati, SS, MHum dan Muhammad Arifin, MPd. Zulaspan menegaskan, tipe guru seperti tersebut harus ditinggal dan berubah menjadi guru yang menginspirasi peserta didik dan kreatif dalam mengajar. Apalagi di era digital, seorang guru harusnya mampu memanfaatkan dan menjadi produsen keilmuan di media sosial sehingga bisa dimanfaatkan anak didik. Dia berharap training dan workshop ini menjadi moment untuk melihat keilmuan dan kemampuan. Sejauh mana posisi seorang guru mampu menstranper ilmu dengan baik. “Selama ini kita menganggap apa yang kita berikan sudah terbaik. Padahal, sudah capek guru mengajar tetapi pe­serta didik juga tidak bisa menerima ilmu yang diberikan. Alias tranper ke­il­muan­nya tidak berjalan,” katanya. Menurutnya, kegagalan dalam menyam­paikan keilmuan karena caranya sudah basi, tidak update, dan sudah tidak layak lagi. “Dengan pelatihan ini kita berharap, peserta pe­latihan bisa memilah dan bisa melihat, mana guru yang disebut ‘guru lontong basi’ atau guru profesional dalam menjalankan tugas,” ucap Zulaspan yang juga Dekan Fakultas Ekonomi ini. Sementara narasumber Rini Ekayati men­jelaskan, seorang guru dalam mengajar harus bisa menginpirasi anak didiknya. Caranya dengan kreatif dalam mengajar. Guru yang kreatif, lanjutnya tidak selalu menyerah terhadap keterbatasan yang dimi­liki tetapi bisa memanfaatkan keterbasan menjadi sebuah hasil yang optimal dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di sekitarnya. “Guru yang kreatif pastinya akan selalu memiliki nilai lebih,” ucapnya. Sementara Muhammad Arifin, MPd menegaskan, saat ini guru harus mampu menjalankan profesi dengan baik. Agar terlaksana guru harus bisa menjadi guru baru. Artinya, guru yang selalu bergairah dalam mengajar. “Kita harus menjadi guru baru. Artinya, meskipun sudah lama me­nga­jar tetapi kinerja tetap ibarat guru baru, selalu bergairah, guru yang selalu menak­luk­kan diri dimana jujur, tetap percaya diri mes­kipun lulusan perguruan tinggi lokal, ba­nyak membaca buku, siap ditempatkan di­mana dan bisa beradaptasi dengan ling­ku­ngan,” katanya.  Guru baru, katanya tegar, menggunakan resep sukses, hadir tepat waktu, memiliki si­kap yang baik dan berprestasi serta tidak ber­orientasi pada angka (gaji) tetapi masa de­pan. Sebelumnya Kepala SMP Bina Satria Mulia, Muhammad Nasir, pelatihan ini da­lam rangka meningkatkan kualitas pem­be­lajaran. “Dari pelatihan  ini guru nantinya bisa menstranper ilmu kepada peserta didik me­miliki suatu inovasi yang baru di antara guru dilatih mengelola kelas dunia maya,” katanya. Dia berharap dengan pelatihan ini ada ener­gi baru untuk menyongsong pem­be­la­ja­ran pada tahun pelajaran 2016-2017

1 komentar: